Soeharto Lolos, Istana Blingsatan10 Calon Pahlawan NasionalSenin, 18 Oktober 2010 | 06:50 WIB
Jakarta - Surya- Kontroversi layak tidaknya mantan presiden Soeharto mendapat gelar Pahlawan Nasional kian tajam menyusul kepastian bahwa mantan penguasa Orde Baru selama 32 tahun tersebut lolos 10 besar calon Pahlawan Nasional. Sampai-sampai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut blingsatan alias salah tingkah, dengan sekali lagi menjelaskan bahwa usulan Soeharto menjadi pahlawan bukan dari pemerintah.
Dia menjelaskan, pemerintah menyeleksi secara ketat nama-nama itu. “Banyak yang dipertimbangkannya,” ujarnya lagi. Selain soal jasanya bagi bangsa dan negara, juga pertimbangan hukum. Dalam kasus Soeharto, kata dia,
pemerintah juga mengkaji soal Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Pasal 4 Tap MPR itu menyebutkan soal pemberantasan korupsi terhadap siapa pun, termasuk Soeharto dan kroni-kroninya.Dipo menegaskan Soeharto yang bergelar Jenderal Besar diajukan oleh masyarakat untuk menjadi pahlawan nasional, bukan oleh pemerintah maupun Istana Kepresidenan SBY. Dipo memandang perlu menegaskan hal ini, menanggapi pemberitaan seolah-olah pemerintah mengajukan nama mantan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
“Seolah-olah Soeharto itu usulan pemerintah. Tidak, itu bukan usulan pemerintah, tapi masyarakat. Semua nama tokoh yang akan diajukan menjadi Pahlawan Nasional itu usulan masyarakat,” katanya. Ia menduga, isu bahwa pemerintah mengusulkan nama Soeharto hanya untuk memanas-manasi suasana, menjelang satu tahun Kabinet SBY-Boediono.
“Tampaknya ada yang ingin mengompori masyarakat, mendiskreditkan Presiden, terutama adalah mereka yang ingin berdemo tidak senang dengan pemerintahan di tanggal 20 Oktober nanti,” katanya.
Mantan tahanan politik (tapol) era Soeharto,
Budiman Sudjatmiko, menilai, Soeharto tidak layak diberi gelar Pahlawan Nasional. Sebab, tokoh yang diangkat sebagai pahlawan haruslah orang yang karakter dan kiprahnya di atas rata-rata orang, bermanfaat, serta menjadi teladan bagi orang banyak.
“Almarhum Soeharto memiliki sejumlah cacat karena diduga kuat atas korupsi dan tindakan kejahatan kemanusiaan terhadap hampir seluruh lawan politiknya,” kata Budiman yang kini anggota DPR RI dari Fraksi PDIP.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
Andi Arief mengatakan, penganugerahan gelar pahlawan bagi Soeharto saat ini tidak tepat.
“Itu bukan jawaban atas masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa saat ini,” kata Andi dilansir Tempointeraktif, Minggu (17/10).
http://www.surya.co.id/2010/10/18/so...lingsatan.html-------------
Daripada dikasih gelar pahlawan, pak Harto maupun Gus Dur, lebih baik statusnya dulu diperjelas dan dibebaskan dari catatan sejarah, bahwa menurut Tap MPR-RI, keduanya telah ditetapkan sebagai Presiden yang gagal akibat melakukan kesalahan melanggar UUD 1945 dan KKN. Apa artinya keduanya dikasih stempel 'Pahlawan nasional' , kalau namanya belum dibersihkan dari stempel MPR itu? Begitu pula dengan status presiden pertama, Soekarno. Apa kata anak-cucu kita kelak di kemudian hari? Think!
Belum ada tanggapan untuk "Stafsus SBY bidang Bencana, Andi Arief: Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan Nasional"
Posting Komentar